BAB
1
PENDAHULUAN.
Latar belakang.
Perumahan
sebagai sebuah daerah hunian bagi kalangan masyarakat kelas atas memang sangat
menggambarkan tingginya tingkat strata yang dimiliki dari sebuah masyarakat
yang menghuninya, masyarakat yang memilih perumahan memang biasanya adalah
kalangan yang notabene adalah berstrata menengah ke atas dalam hal ekonomi.
Karena tidaklah mungkin seseorang mampu membeli tanah di lingkungan perumahan
bila tidak didukung financial yang lebih dari cukup, karena memang harga
sebidang tanah yang ditawarjan di areal perumahan memang terkenal sangat tinggi
harganya. Apalagi bila kita menganalisis masyarakat kota yang memang saat ini
lagi buming dalam usaha mereka di bidang property, karena peluang di bidang
property ini saat ini memang memancing minat para pengusaha untuk dapat
berlomba secepat mungkin memanfaatkan peluang yang ada dalam mengelolah tanah
yang ada.
Tak
mengherankan bila saat ini tanah di perkotaan sangat melambung harganya bila
sudah dijadikan sebuah perumahan, karena memang mereka tahu bahwa usaha dalam
hal property ini sangat menjanjikan kedepannya dibandingkan dengan usaha di
bidang lain, karena para pengusaha ini mampu membaca padatnya masyarakat di
kota akan berpengaruh pada tingkat permointaan hunian yang menjanjikan serta
nyaman. Dalam hal ini lah banyak pengusahan di bidang property yang kususnya
dalam bidang perumahan saling bersaing dalam mempromosikan usahanya agar banyak
masyarakat yang dari kalangan menengah keatas yang hidup di perkotaan dapat
tertarik untuk berinvestasi dalam hal kepemilikan rumah di perumahan.
Tatapi
saat ini banyak sekali masyarakat yang merasa tertipu oleh pengusaha property
karena iklan yang ditawarkan saat awal dulu tidak sesuai dengan kenyataan
dilapangan, kala di promosikan banyak pengusaha manghalalkan segala cara dalam
menarik minat pembeli, mulai dari hunian yang nyaman, aman serta mudahnya akses
yang dibutuhkan tidak sesuai adanya, kualitas lingkungan yang diberikan sangat
mengecewakan, serta kebanyakan perumahan didaerah perkotaan sangat tidak
kondusif dan tidak aman bagi warga yang telah membeli rumah di perumahan,
memang kita dapat melihat terlebih dahulu sebelum membeli, tetapi karena
pintarnya pengusaha dalam berpromosi membuat mata pembeli tertutup matanya
untuk melihat realita yang ada. Rendahnya fasilitas dan lingkungan yang
ditawarkan akhirnya membuat maraknya tindakan kriminalitas di kawasan perumahan
dan khususnya di perkotaan.
BAB
2.
RUMUSAN
MASALAH
Permasalahan.
Tingginya permasalahan yang
terjadi dikawasan perumahan di perkotaan memang tidak lepas dari rendahnya
kualitas lingkungan yang ada didaerah tersebut, bukan hanya terbatas dari
lingkungan fisik, tetapi pada kualitas lingkukang sosialnya, serta tidak begitu
kompetennya para pengusaha yang bergerak dalam bidang property dalam memenuhi
kebutuhan yang mendukung dalam terciptanya kawasan lingkungan yang aman,
nayaman, serta rasa kepuasan dalam bermasyarakat menjadi salah satu sebab
banyaknya serta tingginya angka kriminalitas di kawasan perumahan, padahal pada
dasarnya kawasan yang di tawarkan sebelumnya memang sangat mengiurkan bagi
masyarakat demi untuk mendapat hunian yang nyaman serta aman, secara umum dapat
dilihat dikawasan perumahan yang ada di perkotaan banyak yang dalam tanda kutip
tidak aman dan kondusif untuk dihuni karena banyaknya tidak kriminalitas di
kawasan perumahan di perkotaan, mulai dari berbagai factor yang menjadi sebab
baik factor ekonomi, social dan lain sebagainya. Sebagai contoh. Warga
Perumahan Bumi Yuangga, Kota Probolinggo resah karena dalam empat bulan
terakhir (Januari-April) digerayangi sekitar 10 kasus pencurian dan
pemerkosaan. Sisi lain, Polresta Probolinggo dan Polsek Kademangan mengakui,
hanya ada dua kasus di perumahan itu yang resmi dilaporkan.
Hal itu terungkap dalam rapat
dengar pendapat (hearing) yang digelar Komisi A DPRD di gedung DPRD setempat,
Selasa (23/4). Hearing diikuti perwakilan warga Perumahan Bumi Yuangga, pihak
Kecamatan Kademangn, Polsek Kademangan, dan Polresta Probolinggo.
“Saya mewakili warga RT 1-4, RW
IV, Kelurahan Triwung Lor merasa resah dengan seringnya terjadi kasus pencurian
dan pemerkosaan,” ujar Hasanudin, warga Perumahan Bumi Yuangga.
Dari sekitar 10 kasus
kriminalitas itu, disayangkan tidak satu pun yang terungkap. “Tidak ada satu
pun pelaku yang ditangkap. Warga terutama perempuan juga resah dengan
pemerkosaan yang menurut orang-orang pelakunya adalah ‘kolor ijo’,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Ketua RT
IV, Untung. “Ada sejumlah warga yang menjadi korban pencurian dan pemerkosaan
di antaranya, Banariyanto uangnya Rp 12 juta dan sejumlah perhiasan amblas,”
ujarnya.
Korban pencurian lainnya adalah,
Darmadji, Mukminah, Wagi, Taufikurrahman, Ny. Slamet, Sri Rahayu. Bu Mukminah
dijambret kalung emasnya bakda maghrib,” ujar Untung.
Selain itu juga ada dua warga
yang menjadi korban pemerkosaan. “Salah satu korban pemerkosaan akhirnya pindah
rumah karena trauma, rumahnya mau dijual. Sejumlah perempuan lainnya yang juga
tetangga korban pemerkosaan juga ketakutan,” ujar Hasanudin.
Karena Perumahan Bumi Yuangga
yang terletak di Gang Himalaya 1-9 sering diserbu pencuri dan “kolor ijo”,
warga pun melaporkan kejadian tersebut ke Komisi A DPRD. “Kami menerima surat
pengaduan dari warga Perumahan Bumi Yuangga pada 21 Maret lalu, tetapi karena
kesibukan DPRD, baru kami hearing sekarang,” ujar Ketua Komisi A DPRD, Asad
Anshari.
Politisi PKNU itu sempat
menanyakan apakah, di bulan April ini masih terjadi kasus kriminalitas di
Perumahan Bumi Yuangga. “Masih ada pencurian, sekitar seminggu lalu, laptop Pak
Darmadji amblas,”Untung.
DuaLaporan
Sisi lain Kapolsek Kademangan, Kompol Doddy mengatakan, selama Januari-Maret, hanya ada dua laporan kasus kriminal di lingkungan Perumahan Bumi Yuangga. “Kami hanya menanggapi dua kasus yang dilaporkan ke polisi yakni, kasus pencurian disertai pemerkosaan dan kasus pencurian uang dan perhiasan,” ujarnya.
DuaLaporan
Sisi lain Kapolsek Kademangan, Kompol Doddy mengatakan, selama Januari-Maret, hanya ada dua laporan kasus kriminal di lingkungan Perumahan Bumi Yuangga. “Kami hanya menanggapi dua kasus yang dilaporkan ke polisi yakni, kasus pencurian disertai pemerkosaan dan kasus pencurian uang dan perhiasan,” ujarnya.
Kedua kasus itu sedang disidik
oleh polisi. “Mudah-mudahan segera ada titik terang sehingga kedua kasus itu
terungkap,” ujar Kapolsek.
Kompol Doddy menambahkan, selama
ini Perumahan Bumi Bayuangga dijaga empat penjaga malam (waker). Di Gang
Himayala 1-9 meliputi RT 1-4, pada pukul 20.00-23.00 dijaga warga, kemudian
pada 23.00-pagi djaga 4 waker secara bergantian (shift).
Di luar penjagaan oleh warga,
kata Kapolsek, sebenarnya personel polisi juga keliling termasuk ke Perumahan
Bumi Yuangga. “Ada orang gondrong itu bukan preman, tetapi polisi,” ujarnya.
Terkait 10 kasus kriminal
seperti dilaporkan warga kepada DPRD, Kapolsek mengatakan, berarti tidak semua
kasus dilaporkan ke polisi. “Soalnya yang kami tangani hanya dua kasus, mungkin
ada yang belum dilaporkan,” ujarnya.
Soal penyidikan dua kasus
pencurian disertai pemerkosaan dan pencurian di Perumhaan Bumi Yuangga juga
diakui Kaur Bin Ops (KBO) Satreskrim Polresta, Ipda Soegeng Prayitno. “Pelaku
pemerkosaan memaki sebo atau penutup muka, hanya kelihatan matanya dan
mulutnya, yang jelas berkumis,” ujarnya. Dikatakan pelaku pemerkosaan itu sudah
mengarah ke seseorang, hanya saja polisi masih kekurangan alat bukti. Isa.2
BAB 3.
ISI
Pembahasan.
Dari contoh kasus diatas memang
sangat ironi kawasan yang menjanjikan hunian yang nyaman malah menjadi kawasan
yang mengerikan karena tingkat kriminalitas yang tinggi karena rendahnya
qualitas lingkungan yang ada dikawasan perumahan, serta tidak berjalannya
aparat penegak hokum yang harus menjaga warga perumahan agar merasa aman.
Contoh kasus di atas adalah sebagian kecil dari banyak kasus yang ada Indonesia
yang kususnya terjadi di kawasan perumahan, tak heran saat ini banyak orang
yang mengidam-idamkan hunian yang aman dan nyam bagi keluarganya.
Karena
pluralnya masyarakat kota dan hal itu juga yang membuat sebenarnya sebagian
masyarakat juga merasa adanya kesenjangan yang nyata antara si kaya dan si
miskin di kawasan perumahan juga menjadi alasan sebagian masyarakat untuk
melakukan tidak kriminalitas di kawasan perumahan. Hal tersebut juga di dukung
oleh rendahnya pengawasan serta kualitas lingkungan hidup di perumahan yang
menjadi sebabnya. Dan di kawasan perumahan juga dapat dilihat masyarakat yang
sangat individualis, serta andaipun ada hubungan yang terjalin hanya semata
untuk formalitas saja, dan lebih bersifat solidaritas organis. Menurut emile
Durkheim bahwa masyarakat yang ditandai oleh solidaritas organis bertahan
bersama justru dengan perbedaan yang ada didalamnya, dengan fakta bahwa semua
orang memiliki pekerjaan dan tanggung jawab yang berbeda-beda.1
Maka
dari sana lah kita dapat menyimpulkan bahwa masyarakat kota dan kususnya yang
berada dikawasan perumahan memang bersama dalam suatu wilayah perumahan dengan
berbagai macam tanggung jawab dan aktifitas yang berbeda, maka dapat lah kita
tandai saat ini masyarakat yang berada di kawasan perumahan memang menjalankan
solidaritas organis, dan dari situ lah yang memunculkan banyaknya tindak pidana
karena memang sangat plural dan sangat minimnya kepekaan antara tetangga yang
ada di kawasan perumahan yang ada di daerah kota. Angka kriminalitas memang
hari-hari ini memang marak terjadi mulai dari berbagai sebab, dari kelalaian
dari masyarakat bahkan dari hal yang tidak di sadari oleh korban menambah angka
tingginya kriminalitas di Indonesia,hal tersebut memang menjadi masalah serius
bila tidak ada penanganan kusus dari aparat penegak hokum dalam menjaga rasa
aman untuk warganya.
BAB
4
PENUTUP
kesimpulan.
Dari
pembahasan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa tingginya angka
kriminalitas di kawasan perumahan adalah dampak dari rendahnya tingkat kualitas
lingkungan hidup dari warga serta pengusaha property yang menyediakan tempat
hunian, serta lalainya masyarakat dan aparat hokum juga menambah daftar factor
yang dapat dijadikan alasan mengapa banyaknya tidak criminal yang terjadi di
kawasan lingkungan perumahan, maka sangatlah penting bagi kita yang khusunya
yang berada di daerah perumahan di perkotaan untuk tetap menjaga kewaspadaan
serta kita harus mempu untuk menciptakan suasana perumahan yang kondusif agar
setidak nya mampu mengurangi tingkat kriminalitas yang ada di kawasana
perumahan, karena banyaknya angka kriminalitas tidak lain karena adanya kondisi
yang menguntungkan untuk dijalankan, maka sepatutnya lah kita membangun
kualitas lingkungan yang baik agar dapat terhindar dari hal-hal yang tidak
diinginkan khususnya di kawasan perumahan.
DAFTAR
PUSTAKA.
2. Ritzer
George, goodman douglas j, teori sosiologi dari teori sosiologi klasik sampai
perkembangan mutakhir teori postmodern, 2011, hal 91.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar