Selasa, 11 Juni 2013

DAMPAK RENDAHNYA KUALITAS LINGKUNGAN TERHADAP TINGGINYA TINGKAT KRIMINALITAS DI KAWASAN PERUMAHAN




BAB 1
PENDAHULUAN.
            Latar belakang.
Perumahan sebagai sebuah daerah hunian bagi kalangan masyarakat kelas atas memang sangat menggambarkan tingginya tingkat strata yang dimiliki dari sebuah masyarakat yang menghuninya, masyarakat yang memilih perumahan memang biasanya adalah kalangan yang notabene adalah berstrata menengah ke atas dalam hal ekonomi. Karena tidaklah mungkin seseorang mampu membeli tanah di lingkungan perumahan bila tidak didukung financial yang lebih dari cukup, karena memang harga sebidang tanah yang ditawarjan di areal perumahan memang terkenal sangat tinggi harganya. Apalagi bila kita menganalisis masyarakat kota yang memang saat ini lagi buming dalam usaha mereka di bidang property, karena peluang di bidang property ini saat ini memang memancing minat para pengusaha untuk dapat berlomba secepat mungkin memanfaatkan peluang yang ada dalam mengelolah tanah yang ada.
Tak mengherankan bila saat ini tanah di perkotaan sangat melambung harganya bila sudah dijadikan sebuah perumahan, karena memang mereka tahu bahwa usaha dalam hal property ini sangat menjanjikan kedepannya dibandingkan dengan usaha di bidang lain, karena para pengusaha ini mampu membaca padatnya masyarakat di kota akan berpengaruh pada tingkat permointaan hunian yang menjanjikan serta nyaman. Dalam hal ini lah banyak pengusahan di bidang property yang kususnya dalam bidang perumahan saling bersaing dalam mempromosikan usahanya agar banyak masyarakat yang dari kalangan menengah keatas yang hidup di perkotaan dapat tertarik untuk berinvestasi dalam hal kepemilikan rumah di perumahan.
Tatapi saat ini banyak sekali masyarakat yang merasa tertipu oleh pengusaha property karena iklan yang ditawarkan saat awal dulu tidak sesuai dengan kenyataan dilapangan, kala di promosikan banyak pengusaha manghalalkan segala cara dalam menarik minat pembeli, mulai dari hunian yang nyaman, aman serta mudahnya akses yang dibutuhkan tidak sesuai adanya, kualitas lingkungan yang diberikan sangat mengecewakan, serta kebanyakan perumahan didaerah perkotaan sangat tidak kondusif dan tidak aman bagi warga yang telah membeli rumah di perumahan, memang kita dapat melihat terlebih dahulu sebelum membeli, tetapi karena pintarnya pengusaha dalam berpromosi membuat mata pembeli tertutup matanya untuk melihat realita yang ada. Rendahnya fasilitas dan lingkungan yang ditawarkan akhirnya membuat maraknya tindakan kriminalitas di kawasan perumahan dan khususnya di perkotaan.
BAB 2.
RUMUSAN MASALAH
Permasalahan.
Tingginya permasalahan yang terjadi dikawasan perumahan di perkotaan memang tidak lepas dari rendahnya kualitas lingkungan yang ada didaerah tersebut, bukan hanya terbatas dari lingkungan fisik, tetapi pada kualitas lingkukang sosialnya, serta tidak begitu kompetennya para pengusaha yang bergerak dalam bidang property dalam memenuhi kebutuhan yang mendukung dalam terciptanya kawasan lingkungan yang aman, nayaman, serta rasa kepuasan dalam bermasyarakat menjadi salah satu sebab banyaknya serta tingginya angka kriminalitas di kawasan perumahan, padahal pada dasarnya kawasan yang di tawarkan sebelumnya memang sangat mengiurkan bagi masyarakat demi untuk mendapat hunian yang nyaman serta aman, secara umum dapat dilihat dikawasan perumahan yang ada di perkotaan banyak yang dalam tanda kutip tidak aman dan kondusif untuk dihuni karena banyaknya tidak kriminalitas di kawasan perumahan di perkotaan, mulai dari berbagai factor yang menjadi sebab baik factor ekonomi, social dan lain sebagainya. Sebagai contoh. Warga Perumahan Bumi Yuangga, Kota Probolinggo resah karena dalam empat bulan terakhir (Januari-April) digerayangi sekitar 10 kasus pencurian dan pemerkosaan. Sisi lain, Polresta Probolinggo dan Polsek Kademangan mengakui, hanya ada dua kasus di perumahan itu yang resmi dilaporkan.
Hal itu terungkap dalam rapat dengar pendapat (hearing) yang digelar Komisi A DPRD di gedung DPRD setempat, Selasa (23/4). Hearing diikuti perwakilan warga Perumahan Bumi Yuangga, pihak Kecamatan Kademangn, Polsek Kademangan, dan Polresta Probolinggo.
“Saya mewakili warga RT 1-4, RW IV, Kelurahan Triwung Lor merasa resah dengan seringnya terjadi kasus pencurian dan pemerkosaan,” ujar Hasanudin, warga Perumahan Bumi Yuangga.
Dari sekitar 10 kasus kriminalitas itu, disayangkan tidak satu pun yang terungkap. “Tidak ada satu pun pelaku yang ditangkap. Warga terutama perempuan juga resah dengan pemerkosaan yang menurut orang-orang pelakunya adalah ‘kolor ijo’,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan Ketua RT IV, Untung. “Ada sejumlah warga yang menjadi korban pencurian dan pemerkosaan di antaranya, Banariyanto uangnya Rp 12 juta dan sejumlah perhiasan amblas,” ujarnya.
Korban pencurian lainnya adalah, Darmadji, Mukminah, Wagi, Taufikurrahman, Ny. Slamet, Sri Rahayu. Bu Mukminah dijambret kalung emasnya bakda maghrib,” ujar Untung.
Selain itu juga ada dua warga yang menjadi korban pemerkosaan. “Salah satu korban pemerkosaan akhirnya pindah rumah karena trauma, rumahnya mau dijual. Sejumlah perempuan lainnya yang juga tetangga korban pemerkosaan juga ketakutan,” ujar Hasanudin.
Karena Perumahan Bumi Yuangga yang terletak di Gang Himalaya 1-9 sering diserbu pencuri dan “kolor ijo”, warga pun melaporkan kejadian tersebut ke Komisi A DPRD. “Kami menerima surat pengaduan dari warga Perumahan Bumi Yuangga pada 21 Maret lalu, tetapi karena kesibukan DPRD, baru kami hearing sekarang,” ujar Ketua Komisi A DPRD, Asad Anshari.
Politisi PKNU itu sempat menanyakan apakah, di bulan April ini masih terjadi kasus kriminalitas di Perumahan Bumi Yuangga. “Masih ada pencurian, sekitar seminggu lalu, laptop Pak Darmadji amblas,”Untung.
DuaLaporan
Sisi lain Kapolsek Kademangan, Kompol Doddy mengatakan, selama Januari-Maret, hanya ada dua laporan kasus kriminal di lingkungan Perumahan Bumi Yuangga. “Kami hanya menanggapi dua kasus yang dilaporkan ke polisi yakni, kasus pencurian disertai pemerkosaan dan kasus pencurian uang dan perhiasan,” ujarnya.
Kedua kasus itu sedang disidik oleh polisi. “Mudah-mudahan segera ada titik terang sehingga kedua kasus itu terungkap,” ujar Kapolsek.
Kompol Doddy menambahkan, selama ini Perumahan Bumi Bayuangga dijaga empat penjaga malam (waker). Di Gang Himayala 1-9 meliputi RT 1-4, pada pukul 20.00-23.00 dijaga warga, kemudian pada 23.00-pagi djaga 4 waker secara bergantian (shift).
Di luar penjagaan oleh warga, kata Kapolsek, sebenarnya personel polisi juga keliling termasuk ke Perumahan Bumi Yuangga. “Ada orang gondrong itu bukan preman, tetapi polisi,” ujarnya.
Terkait 10 kasus kriminal seperti dilaporkan warga kepada DPRD, Kapolsek mengatakan, berarti tidak semua kasus dilaporkan ke polisi. “Soalnya yang kami tangani hanya dua kasus, mungkin ada yang belum dilaporkan,” ujarnya.
Soal penyidikan dua kasus pencurian disertai pemerkosaan dan pencurian di Perumhaan Bumi Yuangga juga diakui Kaur Bin Ops (KBO) Satreskrim Polresta, Ipda Soegeng Prayitno. “Pelaku pemerkosaan memaki sebo atau penutup muka, hanya kelihatan matanya dan mulutnya, yang jelas berkumis,” ujarnya. Dikatakan pelaku pemerkosaan itu sudah mengarah ke seseorang, hanya saja polisi masih kekurangan alat bukti. Isa.2
BAB 3.
ISI
Pembahasan.
Dari contoh kasus diatas memang sangat ironi kawasan yang menjanjikan hunian yang nyaman malah menjadi kawasan yang mengerikan karena tingkat kriminalitas yang tinggi karena rendahnya qualitas lingkungan yang ada dikawasan perumahan, serta tidak berjalannya aparat penegak hokum yang harus menjaga warga perumahan agar merasa aman. Contoh kasus di atas adalah sebagian kecil dari banyak kasus yang ada Indonesia yang kususnya terjadi di kawasan perumahan, tak heran saat ini banyak orang yang mengidam-idamkan hunian yang aman dan nyam bagi keluarganya.
Karena pluralnya masyarakat kota dan hal itu juga yang membuat sebenarnya sebagian masyarakat juga merasa adanya kesenjangan yang nyata antara si kaya dan si miskin di kawasan perumahan juga menjadi alasan sebagian masyarakat untuk melakukan tidak kriminalitas di kawasan perumahan. Hal tersebut juga di dukung oleh rendahnya pengawasan serta kualitas lingkungan hidup di perumahan yang menjadi sebabnya. Dan di kawasan perumahan juga dapat dilihat masyarakat yang sangat individualis, serta andaipun ada hubungan yang terjalin hanya semata untuk formalitas saja, dan lebih bersifat solidaritas organis. Menurut emile Durkheim bahwa masyarakat yang ditandai oleh solidaritas organis bertahan bersama justru dengan perbedaan yang ada didalamnya, dengan fakta bahwa semua orang memiliki pekerjaan dan tanggung jawab yang berbeda-beda.1
Maka dari sana lah kita dapat menyimpulkan bahwa masyarakat kota dan kususnya yang berada dikawasan perumahan memang bersama dalam suatu wilayah perumahan dengan berbagai macam tanggung jawab dan aktifitas yang berbeda, maka dapat lah kita tandai saat ini masyarakat yang berada di kawasan perumahan memang menjalankan solidaritas organis, dan dari situ lah yang memunculkan banyaknya tindak pidana karena memang sangat plural dan sangat minimnya kepekaan antara tetangga yang ada di kawasan perumahan yang ada di daerah kota. Angka kriminalitas memang hari-hari ini memang marak terjadi mulai dari berbagai sebab, dari kelalaian dari masyarakat bahkan dari hal yang tidak di sadari oleh korban menambah angka tingginya kriminalitas di Indonesia,hal tersebut memang menjadi masalah serius bila tidak ada penanganan kusus dari aparat penegak hokum dalam menjaga rasa aman untuk warganya.
BAB 4
PENUTUP
kesimpulan.
Dari pembahasan diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa tingginya angka kriminalitas di kawasan perumahan adalah dampak dari rendahnya tingkat kualitas lingkungan hidup dari warga serta pengusaha property yang menyediakan tempat hunian, serta lalainya masyarakat dan aparat hokum juga menambah daftar factor yang dapat dijadikan alasan mengapa banyaknya tidak criminal yang terjadi di kawasan lingkungan perumahan, maka sangatlah penting bagi kita yang khusunya yang berada di daerah perumahan di perkotaan untuk tetap menjaga kewaspadaan serta kita harus mempu untuk menciptakan suasana perumahan yang kondusif agar setidak nya mampu mengurangi tingkat kriminalitas yang ada di kawasana perumahan, karena banyaknya angka kriminalitas tidak lain karena adanya kondisi yang menguntungkan untuk dijalankan, maka sepatutnya lah kita membangun kualitas lingkungan yang baik agar dapat terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan khususnya di kawasan perumahan.


DAFTAR PUSTAKA.
2.      Ritzer George, goodman douglas j, teori sosiologi dari teori sosiologi klasik sampai perkembangan mutakhir teori postmodern, 2011, hal 91.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar