bila kita berbicara tentang
system-sistem kita pasti akan berfikir sebuah bagan atau tatanan yang mendasari
sebuah tingkah laku baik dari individu ataupun kelompok, bahkan dalam setiap
aktivitas kita tidak lepas dari sebuah system yang mendasari apa yang akan kita
lakukan, hal ini memang menjadi pondasi awal dalam melangkah atau tindak tanduk
kita dalam suatu peristiwa. Social yang disini diwakili oleh manusia atau
bahkan masyarakat sebagai pelaku atau dapat dikatakan actor dalam berjalannya
sebuah system pasti akan berfikir bahwa dalam aktivitas yang mereka jalani adalah
sebuah system disini saya dapat mengatakan sebagai system social, masyarakat
pun tidak akan bisa lepas dari system yang mengikat mereka, karena apabila
seseorang sudah tidak menjalankan system yang berjalan dalam masyarakat, maka
individu tersebut pasti akan dianggap melenceng dari kebiasaan yang mengikat
masyarakat ini sehingga masyarakat akan mengucilkan dan bahkan parahnya tidak
diakui oleh lingkungan hidupnya.
Dari system-sistem social
yang ada dalam suatu masyarakat,membuat masyarakat itu sendiri lebih teratur
sebenarnya bila system social tersebut tidak begitu dominan dalam setiap
aktivitasnya, nantinya kebiasaan-kebiasan yang dijalankan secara terus menerus
tersebut yang disebabkan adanya sebuah systemsedikit demi sedikit akan
membentuk suatu system budaya yang menjadi suatu identitas suatu masyarakat
ataupun suatu bangsa, di Indonesia sendiri yang merupakan Negara kepulauan yang
pastinya memiliki system budaya yang sangat beragam dan berbeda-beda disetiap
wilayahnya, keragaman masyarakat Indonesia ini menjadi salah satu kajian yang
menarik untuk dikupas lebih dalam untuk mengetahui system-sistem budaya yang sangat
beragam ini, banyak sebenarnya yang dapat kita teliti dan diamati.
Kita ambil contoh batik,
sebagaimana kita tahu batik adalah kain yang cara membuat dengan cara
menorehkan cairan malam atau lilin yang cair, dan dilakukan secara manual oleh
pembuatnya yang nantinya akan menghasilkan kain yang indah dan khas. Ke khassa
kain batik tak usah diragukan lagi baik didalam negeri ataupun di dunia
international, kain batik menjadi icon dari kota Jogjakarta karena mayoritas
pembatik (orang yang membiat kain batik) berada dikota gudek tersebut.
Kain batik tidak hanya
berasal dari kota Jogjakarta saja, tetapi hamper dibeberapa daerah di Indonesia
memiliki batiknya sendiri-sendiri yang menjadi icon sebuah kota di Indonesia.
Kemasyuran kain batik ini tidak hanya sebagai kain yang nantinya hanya menjadi
pakaian saja, tetapi juga sudah menjadi sebuah system budaya yang tidak dapat
lepas dari masyarakat Indonesia sendiri khususnya masyarakat jawa.
Selain kain batik yang
menjadi icon dari masyarakat jawa sendiri, bangsa Indonesia ini juga memiliki
identitas tersendiri dimata masyarakat Indonesia sendiri dan masyarakat
international tentang menggunakan peci atau kopyah. Ini menarik menurut saya
karena bukan sebagai penutup kepala belaka tetapi peci sudah menjadi salah satu
identitas negara Indonesia sendiri di dunia luar, peci sendiri merupakan
penutup kepala yang menurut sebagian orang hanya dapat digunakan dalam
acara-acara kerohanian saja,atau hanya digunakan ketika kita ingin beribadah
khususnya bagi masyarakat yang beragama muslim peci atau kopyah ini tidak dapat
lepas lagi dalam membuat kesempurnaan dalam peribadatan mereka.
Bukan dalam hal peribadatan
saja kopyah dapat digunakan, pemimpin-pemimpin kita baik di era sekarang maupun
di era dulu sudah mengenakan peci atau kopyah dalam setiap aktivitas
politiknya,dan bahkan dalam lawatan keluar negeri pun peci atau kopyah juga
selalu digunakan oleh para pemimpin-pemimpin kita sejak dahulu, bapak soekarno
yang menjadi pemersatu bangsa ini juga selalu mengenakan peci berwarna hitam
dalam setiap kegiatan politiknya baik dalam maupun luar negeri beliau pasti
mengenakannya.
Tidak hanya di Indonesia
saja kopyah atau peci dapat digunakan,tetapi Negara yang berbasis islam juga
sebagian mengenakanya, dan baik seperti pemimpin-pemimpin Indonesia,
pemimpin-pemimpin dari Negara-negara sahabat pun menggunakannya dalam
berpolitik seperti PM Malaysia mahatir juga mengenakan peci dalam lawatan
politiknya. Tidak hanya dalam acara formil saja kopyah dapat digunakan tetapi
dalam acara non formil pun kopyah selalu menemani dan mendapat tempat
tersendiri dalam masyarakat Indonesia. Jelas ini menjadi sebuah kebiasaan yang
baik bagi sebuah bangsa untuk dapat dikenal didunia luar, peci atau kopyah
sekarang bukan hanya sekedar penutup kepala supaya terik matahari tidak
mengenai kepala kita, dan bukan hanya sekedar sebagai bagian dalam beribadah
saja, tetapi peci atau kopyah sudah menjadi system kebudayaan masyarakat
Indonesia yang tidak dapat hilang begitu saja dalam setiap individu di
Indonesia ataupun di Negara-negara lain.
Hampir disetiap kesempatan
kopyah dapat menjadi icon Negara ini, dan banyak yang dapat dikaji dari Negara
Indonesia ini,keragaman wilayah daerah,keragaman masyarakatnya, yang pastinya
memiliki system social dan system budaya yang berbeda-beda, tetapi dari
perbedaan itu masih ada keterkaitan diantara keduanya. Keragaman tersebut
menjadi materi atau obyek kajian yang tidak aka ada habisnya untuk dikupas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar